Kilas balik bentar ya bunda... kurang lebih 3bln yll. Alhamdulillah telah lahir putri ketigaku dengan persalinan spontan a.k.a normal. Masih dengan dokterku yang sama dr. Boy Abidin, SPog di RS Mitra Keluarga.
Setelah 6hari berhasil berpuasa di bulan Ramadhan 2011 ini, entah kenapa aku sahur hari ketujuh (Minggu) aku rada tak bertenaga dan akhirnya memutuskan tidak puasa. Sekitar jam 10pagi aku mulai merasakan kontraksi namun masih seperti gelitikan aja, dalam hati sih deg2an juga dan menduga-duga, hehehe... Sekitar jam 12an kontraksi mulai teratur walaupun masih tak terlalu kuat, aku mulai minta suami untuk bersiap-siap ke rumah orangtua yang jaraknya lebih dekat dengan RS.
Kayaknya sih hari ini lahirnya, kataku. Dan seperti biasa, suami sibuk mondar-mandir gak beraturan hihihihi,
teteup yaa walaupun anak ketiga. Dan selama perjalanan aku mulai merasakan lonjakan kontraksi yang kuat, terkadang hilang. Sampai di rumah ortu, kok yaa semua sudah pada siap ya? Heran. Ternyata sudah sejak dari rumah, suami sudah info ke ortu dan saudara2ku, mmmmm. Jam 2 masih di rumah ortu, kontraksi makin lancar dan teratur, anak-anak sudah mulai dipisahkan dari kamarku istirahat dan diberi pengertian untuk tidak menggangguku. Teh manis panas membuatku sedikit bertenaga dan minyak kapak yang dioles di sekitar pinggul belakang saat sedang kontraksi membuatku jadi lebih nyaman. Beberapa kali mama menyuruhku segera ke RS namun kutolak dengan alasan males kalo sudah di RS bawaan lebih deg2an.
Setelah 6hari berhasil berpuasa di bulan Ramadhan 2011 ini, entah kenapa aku sahur hari ketujuh (Minggu) aku rada tak bertenaga dan akhirnya memutuskan tidak puasa. Sekitar jam 10pagi aku mulai merasakan kontraksi namun masih seperti gelitikan aja, dalam hati sih deg2an juga dan menduga-duga, hehehe... Sekitar jam 12an kontraksi mulai teratur walaupun masih tak terlalu kuat, aku mulai minta suami untuk bersiap-siap ke rumah orangtua yang jaraknya lebih dekat dengan RS.
Kayaknya sih hari ini lahirnya, kataku. Dan seperti biasa, suami sibuk mondar-mandir gak beraturan hihihihi,
teteup yaa walaupun anak ketiga. Dan selama perjalanan aku mulai merasakan lonjakan kontraksi yang kuat, terkadang hilang. Sampai di rumah ortu, kok yaa semua sudah pada siap ya? Heran. Ternyata sudah sejak dari rumah, suami sudah info ke ortu dan saudara2ku, mmmmm. Jam 2 masih di rumah ortu, kontraksi makin lancar dan teratur, anak-anak sudah mulai dipisahkan dari kamarku istirahat dan diberi pengertian untuk tidak menggangguku. Teh manis panas membuatku sedikit bertenaga dan minyak kapak yang dioles di sekitar pinggul belakang saat sedang kontraksi membuatku jadi lebih nyaman. Beberapa kali mama menyuruhku segera ke RS namun kutolak dengan alasan males kalo sudah di RS bawaan lebih deg2an.
Setiap kali kontraksi aku mulai tersenyum dan ketawa/i sendiri sambil muter-muter dan setiap kali itu pula aku bergumam kayaknya ini bener mau lahiran deh, karena rasanya persis seperti ini. Herannya baru kali ini aku tidak mengalami flek (sedikit darah) seperti kedua anakku lainnya. Itu pula yang sedikit membuatku ragu ke RS. Akhirnya jam 4 kuputuskan berangkat ke RS karena kontraksi yang teratur dan mulai kuat. Kubilang pada ortu dan saudaraku untuk tidak menyusul ke RS sebelum ada aba-aba. Kasihan kalau ternyata "belum waktunya".
Sesampai di RS, suami minta kursi roda karena aku sedikit kewalahan dengan kontraksinya. Dan setelah dicheck, susterpun mengabarkan sudah bukaan 5, sudah boleh daftar. Ternyata gak flek bukan berarti belum waktunya, hemmm..
Waktu berlalu jam 5, setengah 6 saudara dan mamaku bergantian masuk memberi semangat... wah, kelihatannya si kecil nunggu buka puasa nih. Dan tiba2 saja dokterku tiba, waktunya melahirkan makin terasa dan 1x ngeden, huppss salah, hilang mulesnya. Dokter permisi, buka puasa sebentar aja katanya. Waakkss, cuma minum kok... :) Dua menitan kemudian, aku mulai merasakan hasrat ingin mengeluarkan si kecil. Dokter, suster, dan suamiku mulai berjaga. 2-3x ngeden saat terakhir selalu saja mules itu hilang di tengah jalan, gak enak rasanya, nafaspun mulai susah sehingga akhirnya pakai oksigen. Dan kali keempat, terngiang suara dokter dan suster "rambutnya keliatan..." dan suara suamiku, "hayoo bunda semangat, rambutnya lebat looh..."
Sebenarnya mules itu terasa hilang lagi, tapi aku kuatkan diri untuk terus ngeden walaupun tanpa mules dan hatiku yang ragu apakah bisa lahir.. astargfirullah segera kutepis keraguan itu dan keinginanku kuat untuk melihat si kecil. Akhirnya, tiba-tiba si kecilpun lahir, Allahu Akbar, leganyaaa... :).
Setelah itu, rasanya masuk dunia awang2 deh, terasa lambat saja waktu berjalan, entah apa bahasa kerennya, Alhamdulillah... legaaa. Dengan si kecil berada di dekapan, suami di samping, keluarga menanti di luar, heemmm semua rasa sakit terbayarkan... :)
Assalamualaikum putri kecilku...
Saat selesai, dokter pamit... tak lupa kuucapkan terima kasih dan maaf (maklum sudahlah hari minggu pas banget sama buka puasa pula, keluarganya dokter juga lagi nunggu di luar, mungkin mau buka bersama). Dokter juga bilang, gimana dong musti traktir deh, katanya bercanda. hehehehe.
Oya si kecil cukup lama bersamaku, hampir satu jam-an deh, cuma proses IMDnya belum berhasil dan sudah diminta suster untuk dibersihkan. Hemmm... memang RSnya bukan spesialis ibu dan anak sih yaa, ya sudahlah aku juga sih gak terlalu ngoyo. Tapi, pengen juga rasanya ngerasain RS yang pro IMD cuma berarti gak sama dokterku deh karena setahuku praktekknya cuma di RS Mitra Kelapa Gading aja.
Komentar keluarga yang menjengukku sesaat setelah melahirkan bilangnya, seger amat sih kayak bukan ngelahirin... hoyaa? efek bius kali yaa jadi belum terasa senat-senut sehingga bikin aku cukup santai. Aku keluar RS dihari kedua, senangnya (ini waktu tercepatku keluar RS) hatiku dan gak sabar melihat kedua anakku bertemu adiknya pertamakali. Dan yaaa bunda, tepat sekali..., mereka heeeeeebooooohhhhh banget :)
Oya. sore itu juga aku minta dianter suami ke Carrefour ada beberapa barang yang belum sempat kubeli yang langsung disambut geleng-geleng kepala mamaku, hati-hati pesannya sebenarnya gak boleh looh.. jangan lama2 mama mengingatkan.
Setelah itu, hari-hariku tenggelam dalam rutinitas dengan si kecil, hehehe.... menghilang dari ke-eksisan, maklum ART lagi paasss gak pake.
Happy Mom to Be lagi aja deehh...(dengan segala keribetannya)
No comments:
Post a Comment