saya sih percaya.......... orang yang beriman pasti megikuti akhlak yang benar... tak membalas saat dicerca, lalu memilih diam saat dituding, berhati-hati dalam bersikap dan bertutur kata, memiliki ketenangan menghadapi situasi panas, namun terus fokus melakukan hal yang dianggap benar.
saya sih malah prihatin......... dengan berkembangnya julukan-julukan yang memerihkan hati, yang dilontarkan sehingga julukan itu melekat pada objek, tak takutkah mereka pada larangan-Nya?
dikutip dari http://artiquran.wordpress.com/
49:11. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang lalim.
49:12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
bisa baca juga referensi ini http://tausyiah275.wordpress.com/2012/11/30/gunakan-nama-panggilan-yang-baik/
sejauh ini kacamata saya (awam) melihat hanya dari gerak geriknya secara pribadi, tapi itu cukup bagi saya. Tak saya pungkiri juga kalau sekali-limakali saya juga nyari info klarifikasi broadcast BBM yang "mengerikan" itu mulai dari kepercayaannyalah, penyelewengan bisnislah, pengkhianatanlah yang pada akhirnya setelah dikulik-kulik lagi, yaa tetap jatuh hati lagi pada pilihan hati.
Lalu, bagaimana kalau seandainya yang terpilih bukan pilihan saya? saya pribadi menyatakan, siapapun yang pada akhirnya terpilih menjadi pemimpin bangsa ini, maka dialah yang harus didengar keputusan / perintahnya.
Manutt ajaa.... kenapa???? yaa, balik lagi ke pegangan dan pedoman hidup...
Hadist Arbain ke 28, dikutip dari http://haditsarbain.wordpress.com/
Hadist Arbain ke 28, dikutip dari http://haditsarbain.wordpress.com/
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah radhiallahuanhu dia berkata : Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air mata kami bercucuran. Maka kami berkata : Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan, karena semua perkara bid’ah adalah sesat “
(Riwayat Abu Daud dan Turmuzi, dia berkata : hasan shahih)
No comments:
Post a Comment