Sudah lama tidak menulis, namun yang satu ini aku luangkan waktunya. Biar aku ingat, ini akan jadi PR yang musti dituntaskan. Saat ini aku belum memiliki waktu untuk browsing mencari info bagaimana cara yang benar menghadapinya. Yah, seperti biasa masalah ART yang tak balik lagi setelah 1,8thn bekerja menjaga anak-anakku (uuhh periih, katanya sih mau bantu orangtuanya dulu dan akan datang lagi, semoga saja demikian).
Kemarin malam tepatnya, si kakak meminta izinku untuk ikut pergi dengan ortuku. Karena memang sudah terlalu malam menurut ukuranku, akhirnya disepakati bahwa komitmennya kakak tidak akan terlambat bangun pagi untuk ke sekolah. Namun sedikit terkejut aku saat mamaku bertanya apakah memang benar besok si kakak libur sekolah? Ternyata, kakak berkata kepada mamaku bahwa dia ingin ikut pergi dan berkata baru ingat bahwa menurut gurunya besok sekolahnya libur. Sehingga akhirnya mamakupun mengajak kakak untuk pergi. Untuk mendapatkan kebenaran cerita, akhirnya baik mamaku dan si kakak, aku suruh untuk berhadapan muka.
dan beginilah yang kutipannya,
aku : kak, sini dulu (ajakku sambil menarik tangan kakak menuju mamaku).. coba bunda mau tau, benar gak katanya kamu bilang libur ya sekolahnya?
mamaku : iyaa kan kak, kamu tadi bilangnya begitu?
kakak : gak mau bunda (sambil nyumput di belakangku)
aku : lohh kenapa, kalo kamu gak ngomong gitu yaa jelaskan sama ombai (panggilan mamaku)
kakak : maluuuu bundaaa
mamaku : (ngedipin mata ke arahku) ayooo kak, ngaku..
aku : ooohh ya udah, berarti benar yaa tadi kamu ngomongnya seperti itu sama ombai?
kakak : cemberut malu
aku : yaa sudah coba sekarang bunda tanya, kenapa musti ngomong begitu sama ombai?
kakak : takut gak dibolehkan
aku : kenapa dengan bunda bisa minta izin yang benar? padahal bunda loh yang paling sering bilang gak boleh?
kakak : masih cemberut
aku : oke, ya sudah, berarti lain kali ngomongnya jujur aja yaa.. dan bagus kalo kakak malu, karena itu artinya kakak tau itu salah.
kakak : iyaa bunda (senyum malu2).. tapi bundaa aku maluuuu (sambil melirik2 ombai)
ombai : udaaahh gak apa-apa, ayooo cepetan siap-siap kak (mamaku senyam senyum)
kakak : (ketawa malu)
dan akhirnya pergilah si kakak dan mamaku
Well, dalam hati deg2 plas rasanya... apalagi kakak juga sempat bilang dengan wajah tak berdosa bahwa dia gak berkata seperti itu pada ombai (saat kutanya tidak berhadapan dengan mamaku)
Hemmm, mungkin hal alamiah manusia yaa saat terdesak, mulai "kreatif" untuk mendapatkan keinginannya. Tapi, ini musti jadi PR serius bagiku bunda... karena aku yakin "ala bisa karena biasa", dan aku gak pengen lepas kontrol dari hal sekecil ini.
Alhamdulillah, kejadian ini membuka mataku untuk terus semangat menggali ilmu bagaimana menghadapi tingkah polah mereka dengan benar.
PR... oohh PR....
No comments:
Post a Comment